Manfaat dan Kekurangan Membawa Anak-anak Ibadah Ke Masjid
KILASBERITA.ID - Dalam menjalani ibadah sebagai seorang muslim, ada beberapa perbedaan pendapat antara melarang dan menganjurkan membawa anak-anak ke masjid untuk beribadah, dan keduanya memiliki alasan yang kuat serta tak bisa dibantahkan:
Diantara Alasan orang Melarang Membawa Anak-anak ke Masjid adalah sebagai berikut :
1. Gangguan Kekhusyukan
Salah satu alasan utama larangan adalah kekhawatiran anak-anak membuat kegaduhan dan mengganggu jamaah yang sedang shalat, khususnya di waktu-waktu ibadah seperti shalat demgan jamaah yang cukup banyak seperti sholat Maghrib dan isya atau terlwbih kagi di waktu sholat Jumat atau shalat Tarawih.
2. Menjaga Kebersihan dan Kesucian Masjid
Tidak dipungkiri, Kadang, anak-anak yang belum memahami tata tertib bisa membuat masjid menjadi kotor atau adakalanya anak-anak merusak sesuatu yang ada di Masjid, atau barang milik jamaah yang berada di masjid.
3. Tanggung Jawab Orang Tua
Sebagian orang berpendapat bahwa anak-anak yang masih sangat kecil sebaiknya dibawa saat mereka sudah memahami adab dasar di masjid, sehingga orang tua bisa shalat dengan tenang. dan tidak menimbulkan kegaduhan didalam masjid.
Diantara alasan-alasan Mengajak Anak-anak ke Masjid :
1. Pendidikan Iman Sejak Dini
Membawa anak ke masjid membantu mereka mengenal lingkungan ibadah dan mencintai masjid. Mereka juga belajar beribadah secara langsung, yang lebih efektif dibandingkan hanya mendengar.
2. Membangun Kebiasaan Positif
Dengan rutin ke masjid, anak-anak bisa mengembangkan rasa cinta pada tempat ibadah dan belajar pentingnya shalat berjamaah sejak dini.
3. Tuntunan Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW Pernah membawa atau membiarkan adanya anak-anak berada di masjid. Dalam beberapa riwayat, beliau membiarkan cucunya naik ke punggungnya saat sujud, menunjukkan sikap toleransi terhadap kehadiran anak-anak di masjid.
Ada beberapa hadits yang menggambarkan bagaimana Nabi Muhammad SAW berinteraksi dengan cucu-cucunya di masjid.
Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak berada di masjid bukanlah hal yang terlarang, bahkan Nabi SAW sendiri menunjukkan kasih sayang dan toleransi kepada mereka. Berikut beberapa hadits terkait:
a. Nabi Menggendong Cucinya Saat Shalat
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah Al-Anshari, ia berkata:
"Rasulullah SAW pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab, putri Rasulullah dan putri dari Abul Ash bin Rabi’. Saat beliau sujud, beliau meletakkannya, dan saat beliau berdiri, beliau menggendongnya kembali." (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Hasan atau Husain Naik ke Punggung Nabi SAW Saat Sujud
Dalam riwayat lain, Nabi SAW juga membiarkan Hasan atau Husain (cucu beliau) naik ke punggungnya saat beliau sujud. Nabi memperpanjang sujudnya hingga anak tersebut turun, dan beliau tidak memarahinya. Setelah selesai shalat, beliau bersabda:
"Sesungguhnya anakku ini menjadikan aku seperti tunggangannya, dan aku tidak ingin memutuskan keinginannya sampai ia puas." (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
c. Sikap Lembut Nabi terhadap Anak-anak di Masjid
Nabi SAW sangat sabar dan lembut dalam menghadapi anak-anak di masjid. Dalam riwayat lain, Nabi SAW pernah mempercepat shalatnya karena mendengar tangisan anak kecil, dengan tujuan agar tidak memberatkan ibu si anak yang sedang shalat berjamaah.
“Sesungguhnya aku pernah memulai shalat dengan niat untuk memanjangkannya, namun kemudian aku mendengar tangisan bayi. Maka aku pun mempercepat shalatku, karena aku tahu betapa besarnya kekhawatiran ibu bayi tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak melarang anak-anak berada di masjid.
Bahkan, beliau menunjukkan sikap penuh kasih sayang dan pengertian terhadap mereka, yang bisa menjadi contoh bagi kita dalam menghadapi anak-anak di masjid.
*Pendekatan yang seimbang*
Oleh karenanya kita dapat melakukan pendekatan yang seimbang, yakni jangan hanya melarang atau mewajibkan, pendekatan seimbang bisa jadi solusi. Orang tua dapat membawa anak ke masjid dengan memperhatikan hal-hal berikut:
- Usia dan Kematangan Anak:
Anak yang sudah mampu memahami adab masjid biasanya lebih mudah diarahkan. Bagi anak yang masih kecil, pengawasan orang tua sangat diperlukan.
- Pilih Waktu yang Tepat:
Jika orang tua khawatir anak akan mengganggu jamaah, pilih waktu-waktu selain shalat wajib berjamaah atau hari besar.
- Pengajaran Adab di Rumah
Orang tua bisa mulai mengajarkan adab di masjid di rumah terlebih dahulu, seperti sikap tenang dan menghormati orang yang sedang beribadah.
Dengan cara ini, masjid dapat menjadi tempat yang ramah bagi semua usia, mendidik generasi muda dalam beribadah tanpa mengurangi kekhusyukan jamaah.
(Jatmika Fajar Sasmita)