KILASBERITA.ID - Presiden Joko Widodo menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK), yang digelar di Hotel Shangari-La, Jakarta, pada Senin, 6 Februari 2023.
Dalam sambutannya, Jokowi meminta kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk ikut mendukung Program Hilirisasi yang sedang gencar dilakukan pemerintah.
Menurut Jokowi, Program Hilirisasi ini merupakan salah satu kunci untuk Indonesia agar menjadi negara yang lebih maju.
“Tadi sudah disampaikan oleh Ketua OJK mengenai hilirisasi agar diberikan dukungan. Saya minta betul-betul yang konkret karena masih saya dengar yang mau bikin smelter saja kesulitan mencari pendanaan". Ucap Jokowi dalam sambutannya, dikutip Kilasberita.id dari website Kemendagri pada 7 Februari 2023.
Baca Juga: Masyarakat Umum Sudah Bisa Vaksin Booster Kedua
"Jadi dukungan itu betul-betul diberikan, tetapi juga dengan kalkulasi dan kehati-hatian yang tinggi karena hilirisasi ini akan menjadi kunci bagi negara kita untuk melompat menjadi negara maju,” tambahnya.
Jokowi juga menekankan bahwa program hilirisasi ini akan dilakukan di berbagai sektor, baik di sektor pertambangan minerba, minyak sawit mentah (CP0) hingga sumber daya laut.
Saya sudah sering menyampaikan mengenai minerba dan gas, dari yang namanya nikel, lompatan kita dari 1,1 billion USD melompat menjadi 30 billion USD setelah ada hilirisasi. Kemudian nanti lari ke bauksit, lari ke timah, lari ke tembaga, lari ke emas, lari ke gas alam dan minyak. Kalau ini betul-betul secara konsisten kita kerjakan, jadilah kita negara maju,” tegasnya.
Dia juga menyinggung potensi sumber daya laut yang belum bisa dioptimalkan, padahal luas laut wilayah Indonesia adalah 3,25 juta kilometer persegi.
Baca Juga: Viral di Tik Tok! Bayi 7 Bulan di Jadikan Konten Minum Kopi Hingga BAB 9 Kali
Berbagai kekayaan sumber daya laut seperti rumput laut dan berbagai aneka ragam ikan belum bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Kita harusnya menjadi eksportir nomor satu bahan mentah (rumput laut), tetapi juga eksportir nomor satu karagenan, harusnya seperti itu, dan nilai tambah yang ada di sini akan melompat,” ucap Jokowi.
Ia pun tak habis pikir mengapa Indonesia menjadi importir nomor satu tepung ikan, padahal Indonesia merupakan eksportir nomor satu ikan tuna, cakalang dan tongkol yang merupakan bahan mentah dari pembuatan tepung ikan.
“Ini sudah didorong ke luar kemudian kita impor lagi dalam bentuk tepung ikan. Apa enggak bisa kita menghilirkan ini, mengindustrialisasikan ikan kita menjadi tepung ikan? Sesulit apa? Kok, sulit banget, sih? Enggak". Ucap Jokowi.
Artikel Terkait
Rp45 M Disiapkan Wali Kita Bogor untuk Renovasi Rumah Tak Layak Huni
BEM UI: Polda Metro Jaya Tidak Profesional Menangani Kasus
Disdik Kabupaten Bogor Edarkan Surat Kewaspadaan Terhadap Upaya Penculikan Anak
Masalah Cost Overrun Proyek KCJB Membengkak, Arya Sinulingga: Akibat Perbedaan harga Tanah Indonesia dan China
Cara Menggunakan Aplikasi MyPertamina Untuk Mendapatkan Solar Subsidi