Miris, Empati Sudah Mati Bersamaan Dengan Munculnya Kalimat Bercanda

- Selasa, 15 Maret 2022 | 11:49 WIB
Ilustrasi ( Dok : Pixabay.com)
Ilustrasi ( Dok : Pixabay.com)

JAKARTA, KILASBERITA.ID- Perkembangan teknologi yang terjadi beberapa tahun belakangan berhasil memanjakan masyarakat Indonesia khususnya para konten kreator.

Perkembangan teknologi melaui media sosial juga banyak dimanfaatkan oleh para konten kreator kepada hal - hal positif namum tidak sedikit juga digunakan untuk bahan bercandaan yang mengarah ke hal negatif. 

Gempuran media sosial dan platform-platform penyedia hiburan lain memungkinkan masyarakat untuk dapat bersenang-senang dan menghibur diri dalam waktu paling singkat dan tidak memungkinkan sekalipun.

Para konten kreator, baik yang telah lama atau baru saja berkiprah, tidak menyia-nyiakan potensi keuntungan ini. Mereka berlomba-lomba membuat konten yang dirasa mampu menarik atensi penonton dan mendatangkan keuntungan.

Baca Juga: Kunci Gitar, Chord dan Lirik Ojo Nangis - Ndarboy Genk

Konten-konten yang saat ini beredar di pasaran pun tidak lagi bisa dihitung jumlah dan jenisnya. Termasuk di antaranya adalah konten prank. Secara harfiah, prank diartikan sebagai suatu bentuk dark comedy yang dapat membuat penonton terhibur dan tertawa lepas. Sehingga, konten prank dapat diartikan sebagai konten berisi komedi yang bertujuan untuk menghibur penonton.

Beberapa konten prank yang dapat ditemukan di pasaran memang mampu menghibur penonton dengan tidak mengesampingkan aspek moral dan norma yang berlaku di Indonesia.

Baca Juga: Tes Psikologi: Tata Letak Telur yang Anda Pilih Ungkap Sisi Rahasia Anda

Namun, beberapa konten prank lainnya justru menunjukkan bahwa empati, moral, dan nilai kenormaan di Indonesia justru sudah mati. Karena demi views dan keuntungan, para pelaku dan penyedia konten prank tidak lagi berusaha menempatkan diri mereka di posisi para korban yang mungkin tidak mau atau bisa menerima candaan yang dilontarkan demi.
   

Prank tidak bisa lepas dari kesan bercanda. Namun, dengan adanya normalisasi konten prank di masyarakat, intensitas candaan yang digunakan dalam setiap konten menjadi semakin tidak wajar dan tidak bisa ditoleransi.

Baca Juga: Iwan Bule Soroti Dugaan Adanya Pengaturan Skor Pada Laga PS Siak Vs Serpong City Di Liga 3

Seperti halnya kasus konten prank pembagian sembako berisi sampah yang terjadi beberapa tahun lalu. Pelaku pun sempat melontarkan pernyataan bahwa dirinya hanya bermaksud bercanda, meskipun pada akhirnya si pelaku di-BUI. ***


Sumber : berbagai sumber

Editor: Suferi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

PENTINGNYA CIRCLE

Jumat, 22 September 2023 | 23:09 WIB

Yayasan Ar Robbaniyyah Bogor Berbagi Paket Sembako

Selasa, 18 April 2023 | 18:31 WIB

Dilema Pemkab Bogor Untuk Memberikan Hibah ke Bawaslu

Rabu, 15 Februari 2023 | 19:28 WIB
X